Jumat, 07 Desember 2012

tempat wisata kuningan

Kolam Pemandian Cibulan (Kuningan, Jawa Barat)

Kabupaten Kuningan, yang terletak di baratdaya Gunung Ciremai, Jawa Barat, memiliki banyak obyek wisata, baik wisata alam, sejarah maupun budaya. Salah satu di antara sekian banyak obyek wisata tersebut adalah kolam pemandian Cibulan. Kolam pemandian ini terletak di Desa Manis Kidul, Kecamatan Jalaksana, sekitar 7 kilometer dari Kota Kuningan atau 28 kilometer dari Kota Cirebon. Obyek wisata Cibulan merupakan salah satu obyek wisata tertua di Kuningan. Obyek wisata ini diresmikan pada 27 Agustus 1939 oleh Bupati Kuningan saat itu, yaitu R.A.A. Mohamand Achmad.

Sebagai catatan, selain di Cibulan, terdapat tiga tempat rekreasi sejenis di Kuningan, yaitu: Kolam Linggarjati di kompleks Taman Linggarjati Indah, Kecamatan Cilimus; Kolam Cigugur, di Kecamatan Cigugur; dan Kolam Darma Loka di Kecamatan Darma.

Untuk menuju lokasi pemandian Cibulan, dari Cirebon dapat menggunakan angkutan umum jenis “elf” dengan tarif antara Rp3.000,00-Rp4.000.00 per orang. Namun, jika dari terminal Kuningan dapat menggunakan angkutan kota jurusan Cirendang-Cilimus, dengan taris antara Rp2000,00--Rp3.000,00 per orang.

Kondisi Kolam
Di dalam objek wisata ini terdapat dua kolam besar yang berbentuk persegi panjang. Kolam pertama berukuran 35x15 meter persegi dengan kedalaman sekitar 2 meter. Sedangkan, kolam kedua berukuran 45x15 meter persegi yang dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama berkedalaman 60 sentimeter dan bagian kedua berkedalaman 120 sentimeter. Kedua kolam ini selalu dikuras sekali dalam dua minggu, atau bisa lebih. Hal itu bergantung kebersihan air. Setiap kolamnya dihuni oleh puluhan ikan yang berwarna abu-abu kehitaman dan disebut sebagai kancra bodas atau ikan dewa (cyprinus carpico). Ukurannya berbagai macam mulai dari yang panjangnya 20-an sentimeter hingga 1 meter. Ikan Dewa adalah sejenis ikan yang dikeramatkan oleh penduduk di sekitar wilayah Desa Manis Kidul karena dipercaya mempunyai keistimewaan tertentu.

Menurut cerita yang berkembang di kalangan Masyarakat Desa Manis Kidul dan masyarakat Kuningan pada umumnya, ikan dewa yang ada di kolam Cibulan ini konon dahulunya adalah prajurit-prajurit yang membangkang atau tidak setia pada masa pemerintahan Prabu Siliwangi. Singkat cerita, prajurit-prajurt pembangkang tersebut kemudian dikutuk oleh Prabu Siliwangi sehingga menjadi ikan. Konon ikan-ikan dewa ini dari dulu hingga sekarang jumlahnya tidak berkurang maupun bertambah. Apabila kolam dikuras, ikan-ikan ini akan hilang entah kemana, namun saat kolam diisi air, mereka akan kembali lagi dengan jumlah seperti semula. Terlepas dari benar atau tidaknya legenda itu sampai saat ini tidak ada yang berani mengambil ikan ini karena ada kepercayaan bahwa barang siapa yang berani mengganggu ikan-ikan tersebut akan mendapatkan kemalangan.

Meski semua kolam itu dihuni puluhan ikan kancra bodas atau ikan dewa, kolam-kolam di Cibulan dibuka sebagai kolam pemandian umum. Tempat rekreasi ini dilengkapi pula dengan fasilitas khas tempat pemandian, seperti tempat ganti pakaian, 6 buah kamar kecil dan 2 buah kamar mandi untuk tempat bilas seusai berenang.

Selain kolam dengan ikan dewanya yang jinak, di sudut barat pemandian ini juga terdapat tujuh sumber mata air yang dikeramatkan yang bernama Tujuh Sumur. Tujuh mata air ini berbentuk kolam-kolam kecil yang masing-masing mempunyai nama tersendiri, yaitu: Sumur Kejayaan, Sumur Kemulyaan, Sumur Pengabulan, Sumur Cirancana, Sumur Cisadane, Sumur Kemudahan, dan Sumur Keselamatan. Di antara ketujuh sumur itu, konon ada salah satu sumur yang berisikan Kepiting Emas, yaitu Sumur Cirancana. Apabila ada orang yang sedang mujur dan dapat melihat wujud dari Kepiting Emas itu, maka segala keinginannya akan terkabul.

Tujuh mata air itu terletak mengelilingi sebuah petilasan yang konon merupakan petilasan Prabu Siliwangi ketika ia beristirahat sekembalinya dari Perang Bubat. Petilasan itu berupa susunan batu seperti menhir dan dua patung harimau loreng (lambang kebesaran Raja Agung Pajajaran). Tujuh sumur dan petilasan Prabu Siliwangi ini sering dikunjungi orang untuk berziarah, terutama pada malam Jumat Kliwon atau selama bulan Maulud dalam penanggalan Hijriah. Mereka percaya bahwa air di tempat itu akan membawa berkah dan dapat mengabulkan permohonan mereka.

Air di Cibulan selalu bersih, bening, sejuk, dan melimpah, meskipun pada musim kemarau panjang. Itulah sebabnya, selain sebagai tempat rekreasi, Cibulan juga dijadikan sebagai sumber air untuk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kuningan dan dimanfaatkan Pertamina untuk memasok kebutuhan air bersih di dua kompleks miliknya, yaitu Padang Golf Ciperna di Kota Cirebon, dan Kantor Daerah Operasi Hulu Jawa Bagian Barat (DOH JBB) di Klayan, Kabupaten Cirebon.

Obyek Wisata Cibulan yang dikelola oleh Pemerintah Desa Manis Kidul ini setiap minggunya mendapat pemasukan rata-rata mencapai Rp1.500.000,00. Uang sebesar itu didapat dari penjualan tiket masuk seharga Rp2.000,00 untuk orang dewasa dan Rp.1.000,00 untuk anak-anak. Namun, pada saat Lebaran jumlah pemasukan bisa mencapai Rp.50.000.000,00 per minggu karena jumlah pengunjungnya naik puluhan kali lipat dibanding hari-hari biasa. Selama masa Lebaran ini harga tiket masuk dinaikkan menjadi Rp3.000,00 untuk orang dewasa dan Rp1.500,00 untuk anak-anak.

Kolam pemandian Cibulan juga menjadi sumber pendapatan bagi penduduk Desa Manis Kidul dengan menjadi pedagang asongan atau membuka warung makan di sekitar tempat itu. Saat ini terdaftar 20 warung permanen di luar kompleks kolam dan 14 pedagang asongan resmi yang diizinkan berjualan di dalam kompleks kolam. Mereka kebanyakan menjual minuman ringan dan makanan kecil serta makanan ikan berupa kacang atom dan ikan wader. (gufron)

Siklus Akuntansi Keuangan

MACAM - MACAM SIKLUS AKUNTANSI KEUANGAN

  • Siklus Pendapatan 
Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkait yang terus berlangsung dengan menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan- penjualan tersebut.
Tujuan utama siklus pendapatan yaitu menyediakan produk yang tepat di tempat dan waktu yang tepat dengan harga yang sesuai.


Tujuan sistem pendapatan dapat dirinci menjadi:
1. Menyelidiki kemampuan pembeli membayar kreditnya.
2. Mengirim barang atau mengerjakan jasa ke pembeli.
3. Menagih hasil penjualan dengan teliti dan tepat waktu.
4. Mencatat dan mengklasifikasi dengan teliti dan segera.
5. Membukukan penjualan dan penerimaan kas dg benar.
6. Melindungi barang dan kas sampai saat dikirim atau dideposit.
7. Menyiapkan berbagai dokumen dan laporan yang berhubungan dengan penjualan barang dan jasa.


Fungsi siklus pendapatan meliputi:
-Mendapatkan pesanan dari pembeli.
-Memeriksa status kredit pembeli.
-Mencatat dan memproses data penjualan.
-Merangkai atau membuat barang yang akan dikirim.
-Mengirim barang.
-Menagih konsumen.
-Menerima pembayaran dan menyimpannya ke bank.
-Menyelenggarakan catatan piutang dagang.
-Memindah bukukan transaksi ke buku besar.
-Menyusun laporan keuangan dan laporan lain yang diperlukan.


Kamis, 06 Desember 2012

keadaan desa ciporang




Ciporang, Kuningan, Kuningan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Ciporang
—  Kelurahan  —
Luas
-
Penduduk
-
Kepadatan
-
Ciporang adalah kelurahan di kecamatan Kuningan, Kuningan, Jawa Barat, Indonesia.

Sejarah

Ciporang berasal dari dua kata yaitu Ci atau cai dalam bahasa Sunda berarti air dan kata porang. Di Kabupaten Kuningan ada dua desa yang bernama Ciporang, satu lagi berada di Kecamatan Maleber karena berada di sebelah timur, maka untuk membedakannya di sebut Ciporang Wetan.

Pemerintahan

Ciporang adalah salah satu kelurahan di kecamatan Kuningan, jadi wilayah ini dikepalai oleh seorang lurah. Sebagai aparatur negara lurah dibantu oleh kepala dusun, aparatur kelurahan dan hansip. Satu dusun atau kampung biasanya merupakan satu RW (Rukun Warga) yang membawahi beberapa RT (Rukun tetangga). RW dipimpin oleh Ketua RW dan RT dipimpin oleh Ketua RT.

Geografis

Wilayah kelurahan Ciporang berupa dataran rata yang sedikit berkontur. Letaknya yang strategis membuat kelurahan Ciporang dijadikan pengembangan pemukiman penduduk Kuningan dengan adanya Perumnas Ciporang. Keadaan iklim kelurahan Ciporang dipengaruhi oleh iklim tropis dan angin muson, dengan temperatur bulanan berkisar antara 18° C - 32° C serta curah hujan berkisar antara 2.000 mm - 2.500 mm per tahun. Pergantian musim terjadi antara bulan November - Mei adalah musim hujan dan antara bulan Juni - Oktober adalah musim kemarau.

Perbatasan

Ekonomi

Orang-orang kelurahan Ciporang dikenal sebagai pebisinis ulung, karena masih termasuk wilayah kota di pinggir jalan banyak berdiri ruko-ruko, salon, warnet dan toserba serta jenis usaha lainnya. Rumah Sakit Wijaya Kusumah dan Perumnas yang masih terletak di kelurahan Ciporang memberi andil cukup besar terhadap perkembangan wilayah ini.

Pertanian

Seperti daerah lainnya di Kuningan kebanyakan pertanian yang berkembang adalah tanaman padi dan palawija.

Perkebunan

Hasil perkebunan yang biasanya dibudidayakan kebanyakan dari jenis buah-buahan seperti: pisang, mangga, rambutan dan juga melinjo.

Demografi

Penduduk kelurahan Ciporang berjumlah 6483 orang, terdiri dari:
  • 3215 orang laki-laki
  • 3268 orang perempuan
Penduduk Ciporang cukup majemuk karena terdapat perumahan (Perumnas) yang ditempati oleh penduduk yang berasal dari luar kota dan berbagai wilayah di Kuningan. 95% beragama Islam dan lainnya beragama Kristen. Dominasi pekerjaan penduduk Kelurahan Ciporang cukup bervariasi dari mualai PNS, wiraswasta, Karyawan, TNI, Polisi, pedagang, petani dan sebagainya.

Pendidikan

Sekolah dasar yanga ada di kelurahan Ciporang antara lain:
  • SDN Ciporang I (terletak di Jl. RE . Martadinata )
  • SDN Ciporang II (terletak di Blk. Kantor BAPPEDA )
  • SDN Ciporang III (terletak di Jl. Mawar Raya )

Kesenian

Jenis kesenian yang berkembang di kelurahan Ciporang yaitu Longser Sandiwara Sunda

Akses Transportasi

Untuk mencapai kelurahan Ciporang dari pusat kota Kuningan tidaklah sulit. Jaraknya dari kota Kuningan kurang lebih 4 km. kelurahan Ciporang dilewati kendaraan dari arah kota Kuningan ke daerah timur seperti Luragung , Lebakwangi, Cidahu, Cibingbin dan Ciawigebang. Ada dua angkutan umum yang melewati jalan raya kelurahan Ciporang yaitu:
  • angkot 06 jurusan Pasar baru-Kertawangunan
  • angkot 10 jurusan Pramuka-Kertawangunan
  • angkot 07 jurusan cirendang-Lengkong




Masjid Perumnas Ciporang Termegah Ditingkat Perumahan

 

Oleh PDE.Diskominfo (Sen, 06/02/2012 - 10:01)
Masjid Perumnas Ciporang Termegah Ditingkat Perumahan



Pembangunan Masjid Jami Al-Furqon Lingkungan Perumnas Kelurahan Ciporang yang kontruksi bangunannya  dengan atap berbentuk kubah dan mampu menampung sekitar 700 jamaah ini. Akhirnya dapat dirampungkan  kendati memakan waktu yang dimulai tahun 2006. peresmiannya dilakukan langsung oleh Wakil Bupati Kuningan dengan ditandai penandatangan prasasti bersamaan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW, Minggu (5/2/12).
Dalam kesempatan ini turut hadir warga setempat yang sekaligus juga  mantan dan para pejabat mulai dari H. Lili Suherli, Drs. H. Yayan Sofyan, Drs. Andi, Drs. Mulyana, dan masih banyak lagi.
Ketua Panitia Pembangunan Masjid Jami Al Furqon, Drs. H. Djamaluddin Noer, MM, dalam laporannya, mengharapkan  dengan dibangunnya masjid ini akan semakin meningkatkan keimanan dan ketaqwaaan warga Perumnas Ciporang  kepada Allah SWT, menambah sarana peribadatan, media informasi, Islamic Center,  dan pendidikan agama Islam.
Disamping itu juga, berfungsi sebagai sarana syiar Islam dan menanggkal pengaruh  globalisasi yang negatife dan tidak Islami terutama bagi generasi muda dan memotivasi warga masyarakat Perumnas Ciporang untuk lebih meningkatkan kesadaran beragama.
Dijelaskannya, sesuai rencana masjid ini dikembangkan  menjadi dua lantai, dengan luas keseluruhan  378 m2. Lantai bawah 324 m2, lantai atas luasnya 54 m2. Kontruksi bangunan dengan atap berbentuk kubah, kontruksi beton, kayu, almunium, serta lantai marmer  dengan ornament bernuasa Islami.
Pembangunan masjid dimulai sejak 2006, namun karena kendala biaya, pembangunan dapat dirampungkan pada bulan Desember 2011. Sementara biaya yang digunakan sebesar Rp. 1.443.684.000,-. Adapun sumber biaya berasal dari iuran warga, bantuan Pemerintah Pusat dan daerah, BAZ Kabupaten dan Kelurahan, donator tetap, infak, zakat, shodaqoh dan lainnya.
Kaitan kegiatan ini sekaligus mengusung tema, dengan peresmian masjid dan semangat maulid Nabi Muhammad SAW ini kita tingkatkan kemakmuran masjid,  infak dan shodaqoh sebagai wujud kecintaan Kepada Allah dan Rasulullah.
Sementara itu dalam sambutannya  Wakil Bupati Kuningan, Drs. H. Momon Rochmana, MM. mengajak seluruh komponen masyarakat  untuk memakmurakan masjid ini, melalui program-program keagamaan secara berkualitas.
“ Dalam upaya mendorong masyarakat  lebih beristiqomah dalam hal penanaman akidah dan pendalaman agama Islam, yang pada gilirannya akan berdampak pada ketahanan mental spiritual keimanan dan ketaqwaan yang kuat dan kokoh,” harapnya.
Wabup juga mengingatkan, melalui nuasa kemakmuran masjid ini, bangunlah kekompakan  diantara para tokoh agama dan masyarakat dapat duduk bersama dengan jajaran Pemerintah Kelurahan, bersama generasi muda dan remaja masjidnya. Menurut informasi dari Kementrian Agama Kabupaten Kuningan bahwa pemabangunan Masjid Jami Al-Furqon termasuk kategori pembangunan masjid termegah di tingkat perumahan. ( Sumber : Bagian Humas Setda Kabupaten Kuningan ).